CONTOH PIDATO SINGKAT || Pornografi dan Remaja
Pornografi dan Remaja
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Selamat pagi!
Pertama-tama mari
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberi kita limpahan
nikmat-Nya sehingga kita bisa bersama dalam keadaan sehat. Dan terima kasih
atas kesempatan yang telah diberikan pada saya ini.
Kali ini saya
akan membawakan sebuah pidato yang bertemakan ‘Pornografi dan Remaja’. Tentu
kata pornografi sudah sangat familier di telinga kita, mulai dari foto,
artikel, majalah, atau bahkan video kerap kita temui dan bahkan mudah untuk
kita akses. Hal ini mendukung survey yang dilakukan oleh KPA, dimana 97%
diantara 4500 remaja yang disurvey pernah menonton/mengakses pornografi. Lalu
bagaimana dengan teman-teman?
Nah sekarang
timbul tanda tanya besar, mengapa para generasi penerus bangsa ini dengan
senang hati mau mengakses hal semacam itu? Rasa ingin tahu, pergaulan,
teknologi, dan keluarga adalah bagian diantaranya.
Rasa ingin tahu yang besar
merupakan hal lumrah bagi remaja, mereka cenderung tidak bisa menerima begitu
saja informasi yang mereka dengar dan ingin tahu lebih dalam. Selain itu
pergaulan juga berpengaruh, belum lagi adanya statement salah kaprah yang
meluas di kalangan remaja kita yaitu ‘lo gak gaul kalo belom nonton bokep!’ nah
hayoloh? Hal ini tentu sangat miris, dimana gaul atau tidaknya seseorang justru
dinilai dari pernah tidaknya ia nonton bokep atau video porno. Padahal perilaku
nonton bokep ini termasuk bentuk ‘Voyeurisme’ atau gangguan kejiwaan, dimana
mereka mendapat kepuasaan seksual hanya dengan melihat tubuh orang lain terbuka
atau tidak sengaja dibuka.
Lalu, apa sih
dampak dari mengkonsumsi hal-hal yadong/porno ini?
1.
Kerusakan otak yang lebih berat dari kecanduan kokain
2.
Tidak mampu mengontrol perilaku
3.
Gangguan memori dan penurunan IQ
4.
Terjerumus pada masturbasi/onani yang dapat memicu melemahnya
penglihatan dan daya ingat serta berbagai penyakit organ reproduksi
5.
Gangguan psikologis
6. Bahkan tidak mustahil muncul keinginan untuk merealisasikan
apa yang telah mereka tonton, sehingga mereka sampai melakukan tindakan
kriminal seperti pemerkosaan.
Dampak dari hal
ini tentu tidak bisa dianggap hal kecil atau remeh-temeh, melihat masa depan
generasi muda kita yang bisa lenyap karena kecanduan tontonan tuna manfaat ini.
Sekarang, mungkin
diantara teman-teman ada yang penasaran bagaimana sih ciri dari mereka yang
telah kecanduan hal-hal berbau porno ini? Berikut saya paparkan,
1.
Suka menyendiri
2.
Saat bicara tidak menatap ke mata lawan bicaranya
3.
Banyak minum dan banyak pipis
4.
Prestasi menurun
5.
Suka bicara jorok
6.
Suka berperilaku jorok seperti sengaja menyenggol bagian tubuh
tertentu orang lain.
7.
Suka menghayal tentang porno
8.
Suka menonton, dan bila dihentikan akan mengamuk
Nah jika kita menemukan ciri-ciri tadi pada seseorang yang
kita kenal atau bahkan pada diri kita sendiri, lantas bagaimana? Apa yang harus
kita lakukan?
Pertama, JANGAN
HANYA DIAM! Kita harus segera minimalisir dan hentikan kegiatan tidak berguna
itu! Kata-kata seperti “ah ini kan cuma nonton”, “wajarlah namanya juga
remaja”, atau “ah nanti aja berentinya, toh kan masih ada besok” hanya akan
membawa kita masuk lebih jauh ke dalamnya. Mari kita dekatkan diri pada Tuhan,
berdoa dan berusaha serta selalu berfikir hati-hati dalam melakukan apapun.
Jangan pernah anggap ini hanyalah hal sepele, karena ini bukanlah masalah yang
bisa diselesaikan dengan 1+1=2.
Namun, jika setelah
berusaha tetap tidak bisa mengatasinya sendiri, maka kita bisa minta
bantuan/saran dari orang tua, guru, maupun sahabat yang kita percayai. Mari
belajar untuk lebih terbuka, karena memendamnya hanya akan membuat kita
tertekan. Dan yang terakhir jangan pernah menyerah untuk membuat perubahan yang
signifikan.
Kesimpulannya,
hal-hal berbau pornografi mungkin memang sudah tersebar luas di masyarakat, tapi kita generasi
penerus bangsa juga harus menolak dan menghindarinya dengan berfikir lebih
lebih luas mengenai dampak atau akibatnya.
Sekian dari saya, maaf jika ada
kata-kata yangkurang berkenan. Terima kasih,
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatu.
Author: sheyber
Tolong bantu koreksi kalau ada detail yang 'sesat' :)
Komentar
Posting Komentar